BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Public
speaking atau berbicara kepada umum merupakan suatu kegiatan yang
berintikan pada interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan suatu hubungan di mana terjadi proses saling
memengaruhi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok. Proses interaksi sosial seperti ini termasuk salah
satu lingkup sosiologi sebagai ilmu dan
juga sosiologi komunikasi sebagai salah satu pengkhususannya.
Sosiologi merupakan ilmu yang
menelaah dan menganalisis kehidupan bersama manusia serta akibat-akibatnya yang
mungkin dilanjutkan dengan suatu proyeksi.
Interaksi sosial sebagai suatu lingkup sosiologi berintikan pada
komunikasi sehingga sudah sewajarnya apabila tumbuh pengkhususan dalam wujud
sosiologi komunikasi.
Berbicara mengenai interaksi sosial
dan sosiologi komunikasi, dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari
sirkulasi informasi atau pemberitaan-pemberitaan baik melalui media surat
kabar, radio, televisi, internet dan lain sebagainya. Pemberitaan juga merupakan salah satu cara
berkomunikasi khususnya komunikasi massa.
Masyarakat mengetahui adanya suatu berita dari berbagai macam media yang
tidak lepas dari pers atau lembaga yang menjadi wadah industri informasi. Pers juga disebut sebagai lembaga penyiaran.
Makalah
ini akan membahas beberapa aspek sosiologi komunikasi yang dihubungkan dengan
peran pers sebagai ranah public speaking.
Artinya, telaah akan ditujukan pada masalah-masalah sosiologi komunikasi yang
perlu dipertibangkan oleh seseorang atau suatu pihak yang berbicara kepada
umum. Public speaking yang dimaksud dalam makalah ini adalah berbicara
kepada umum oleh pers melalui media publikasi jurnalistik baik yang berupa radio, televisi, internet dan lain sebagainya
(non tulisan).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
antara lain:
1.
Bagaimana hakikat pers?
2.
Bagaimana yang dimaksud dengan public speaking?
3.
Bagaimana peranan pers sebagai ranah public speaking?
4.
Bagaimana hakikat sosiologi komunikasi?
5.
Bagaimakah keterkaitan peran pers sebagai
ranah public speaking dengan
sosiologi komunikasi?
1.3
Tujuan
Tujuan
dibuatnya makalah ini antara lain:
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan pers.
2. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan public speaking.
3. Mengetahui
bagaimana peranan pers sebagai ranah public speaking.
4. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan sosiologi komunikasi.
5. Mengetahui
keterkaitan peran pers sebagai ranah public
speaking dengan sosiologi komunikasi.
BAB II
ISI
2.1
Pers
Pers merupakan suatu lembaga
kemasyarakatan yang kegiatannya melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani
manusia selaku makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari (Suhandang, 2010:
51). Melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani manusia mengandung arti
memberitahukan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam meniti pergaulan
hidupnya, seperti informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terkait dengan
kegiatan usaha, hal-hal yang bersangkutan dengan kesehatan, pendidikan,
hiburan, hobi, olahraga, keercayaan, agama, dan lain sebagainya.
Pers disebut sebagai organisasi
pelaku industrik informasi. Selaku
produsen, pers melakukan kegiatan industri berupa pencarian, pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian informasi dalam bentuk produk jurnalistik yang
terdiri dari berita (news), komentar
atau pandangan (views), dan iklan (advertisment). Didasarkan pada sifat dan bentuk produk
jurnalistiknya, ada tiga macam informasi, yaitu informasi yang bersifat visual
seperti surat kabar atau barang-barang cetakan lainnya; auditif, seperti
informasi yang disiarkan melalui radio; dan audio visual, sperti informasi yang
ditayangkan melalui siaran program televisi.
2.2
Public Speaking
2.2.1 Pengertian
Ada beberapa pengertian atau definisi
dari public speaking seperti yang diungkapkan Purboyo (2012), di antaranya
sebagai berikut. Menurut Webster’s Third
New International Dictionary, tercantum pengertian public speaking adalah:
a. The act of process of making speeches in
public (proses pembuatan pembicaraan di depan publik).
b.
The art of
science of effective oral communication with an audience (sebuah seni ilmu
pengetahuan tentang komunikasi lisan yang efektif dengan para pendengarnya).
Public Speaking juga disebit sebagai sebuah
bentuk komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang sesuatu hal atau topik di
hadapan banyak orang. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi, mengubah
opini, mengajar, mendidik, memberikan penjelasan serta memberikan
informasi kepada masyarakat tertentu pada suatu tempat tertentu. Karena
sifatnya yang dinamis, maka public speaking juga dapat diartikan sebagai sebuah
aktifitas yang sangat dekat dengan asosiasi kata perubahan (change). Melalui public speaking, kita dapat mengetahui pola pemikiran dari
seseorang, mengetahui gagasan masa depan seseorang, dan ide-ide luar biasanya.
Kita juga dapat mengetahui perubahan seperti apa yang digagas atau direncanakan
oleh seseorang
Public speaking juga merupakan sebuah rumpun keluarga
Ilmu Komunikasi (Retorika) dimana mencakup berdiskusi, berdebat, pidato,
memimpin rapat, moderator, MC dan presenter serta kemampuan seseorang untuk
dapat berbicara di depan publik,
kelompok maupun perseorangan yang perlu menggunakan strategi dan teknik berbicara yang
tepat.
2.2.2 Kegunaan Public
Speaking
Hartanta (2012)
menguraikan kegunaan public speaking
sebagi berikut :
a. untuk
menyampaikan ide secara sistematis dan runtut
b. untuk
mempengaruhi massa dan orang lain
c. ntuk
menyampaikan dan mempertahankan pendapat
d. untuk
mengikuti sebuah diskusi dan rapat dengan baik
e. untuk
melakukan pidato di depan umum
f. untuk
menambah kepercayaan diri
g. untuk
menyampaikan sebuah presentasi
h. untuk
memimpin rapat, sidang dan diskusi
i.
untuk menambah kewibawaan dan citra diri
j.
untuk sarana pengembangan diri
k. untuk
sarana pembelajaran kepada orang lain.
2.2.3 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Melakukan Public Speaking
Lebih lanjut Hartanta juga menguraikan hal-hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan public speaking
sebagai berikut.
a. Perhatikan
penampilan
Penampilan
yang dimaksud disini adalah perhatikan pakaian yang cocok dengan suasana,
perhatikan asesoris yang dipakai (jangan norak memakai asesoris). Kerapian dan
keserasian memakai pakaian antara sepatu, celana, jam tangan, cincin, dan
lain-lain akan menambah kewibawaan dan kadang bisa menyerap perhatian juga.
b. Perhatikan
volume suara dan intonasi
Volume suara diatur
sedemikian rupa sehingga menyesuaikan dengan ruangan. Prinsip dasarnya ialah
semua peserta dapat mendengar dengan jelas. Intonasi yang dimaksud adalah
bagaimana kita berbicara jangan kelihatan datar. Bicara datar akan menjemukan
pendengar, membosenkan dan membuat ngantuk.
c. Luasnya
wawasan, perbendaharaan kata dan pengetahuan akan menambah sempurnanya public speaking.
Semakin luas
pengetahuan seseorang akan menambah kewibawaan dan mantapnya bobot pembicaraan.
Ikutilah berita koran, TV dan sedang berkembang. Perbanyaklah membaca,
seringlah mengikuti diskusi, dan lain-lain.
d. Mengontrol
waktu
Berbicaralah sesuai
dengan waktu yang ditentukan, kita atur dan kita kontrol diri kita sendiri.
Bicaralah sesuai dengan waktu yang anda telah ditentukan.
e. Pola
berfikir yang sistematis
Pola berfikir yang
sistematis harus tercermin dalam pembicaraan kita. Untuk itu buatlah rencana
dulu sebelum tampil. Apabila telah terbiasa anda akan mampu berbicara walaupun
mendadak dan tanpa persiapan. Akan tetapi hal yang dipersiapkan biasanya akan
lebih baik ketimbang sesuatu yang tidak dipersiapkan.
f. Pembicaraan
yang konkrit dan membumi
Pembicaraan konkrit dan
membumi ini yang dimaksud adalah kita menyesuaikan gaya bahasa dan
contoh-contoh yang relevan dengan pendengarnya. Misalnya pemilihan kata-kata
yang kita gunakan untuk menjelaskan komunitas masyarakat pedesaan tentu akan
lain dengan kita berbicara didepan mahasiswa.
g. Sikap
mental
Sikap mental juga
merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam public speaking. Tataplah pendengar, jangan grogi, sapulah
pandangan mata secara bergantian. Penguasaan materi dan pengalaman biasanya
akan menentukan penguasaan mental.
2.3
Peran Pers sebagai Ranah Public
Speaking
Dalam dunia public speaking, seseorang dituntut untuk bebicara dengan dengan
menggunakan teknik dan strategi yang
tepat agar apa yang kita sampaikan dapat didengar dan dipahami oleh masyarakat luas,
terlebih apabila yang berbicara melalui media-media pers seperti radio,
televisi dan internet (video). Pers atau media massa menjadi ranah yang paling
diminati untuk melakukan public speaking.
Hal ini tentu saja dikarenakan pers merupakan
media paling efektif dalam melakukan tujuan public speaking. Sebagai ranah public
speaking, pers biasa dimanfaatkan untuk penyiaran informasi berupa iklan,
pidato, ceramah, menyampaikan berita, maupun bentuk-bentuk komunikasi lain yang
dimaksudkan untuk memengaruhi masyarakat luas.
Sekarang ini kita sudah tidak asing
dengan era digital yang ditandai dengan kehadiran teknologi informasi dengan
kemampuan konvergensinya yang handal (Muhammad, 2004: 15). Berasal dari
kemampuan inilah pers mampu menciptakan suasana interactivity di mana pemirsa
atau pendengar seakan-akan larut, ikut masuk
dalam dunia maya yang ada dalam bentuk respons masukan. Melalui media
pers yang memiliki keunggulan seperti mudah menyebar di masyarakat, lebih efektif
dalam memengaruhi masyarakat dan lebih efisien dalam waktu maupun keuangan,
maka dalam pembahasan mengenai pers sebagai ranah public speaking peran pers sebagai ranah public speaking jelas terlihat. Pers menjadi ajang di mana banyak
orang yang berlomba-lomba berbicara di depan publik.
2.4
Sosiologi Komunikasi
Sosiologi komunikasi dapat dipilah
antara pengertian sosiologi dan komunikasi.
Sosiologi memiliki beberapa definisi seperti yang dikemukakan
tokoh-tokoh sosiologi dalam Soekanto (2010: 18) berikut:
a. Roucek
dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dalam kelompok-kelompok.
b. William
F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian
secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
c. Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau imu
masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial.
Sebagaimana
halnya dengan ilmu-ilmu sosial lain, objek sosiologi adalah masyarakat yang
dilihat dari sudut hubungan antarmanusia
dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Manusia atau masyarakat sebagai makhluk sosial tentunya memerlukan interaksi
satu sama lain melalui komunikasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi merupakan
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan ang dimaksud dapat dipahami.
2.5
Keterkaitan Pers dalam Perannya sebagai Ranah “Public Speaking” dengan Sosiologi Komunikasi
2.5.1 Hubungan Komunikasi
Komunikasi mempelajari tentang interaksi
sosial dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut bagaimana
interaksi tersebut dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media
sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana
perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang didorong oleh efek media
berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang ditanggung masyarakat
sebagai akibat dari perubahan yang didorong oleh media massa itu.
Komunikasi didalam masyarakat dibagi
dalam 5 jenis :
a. Komunikasi
individu dengan individu yaitu komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi
baik yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.
b. Komunikasi
kelompok yaitu komunikasi yang memfokuskan pembahasannya kepada interaksi
diantara orang-orang dalam kelompok kecil.
c. Komunikasi
organisasi yaitu komunikasi yang menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang
terjajdi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi
melibatkan bentuk-bentuk komunikaksi antar pribadi dan kelompok.
d. Komunikasi
sosial yaitu salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, dimana
komunikasi terjadi secara langsung antar komunikator dan komunikan, sehingga
situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian
situasi integrasi sosial, melalui kegiatan ini terjadilah aktualisasi dari
berbagai masalah yang dibahas.
e. Komunikasi
massa yaitu komunikasi yang berlangsung pada tingkat masyarakat yang luas. Pada
tingkat ini komunikasi dilakukan dengan menggunakan media massa atau pers.
Seperti yang telah dikemukakan di atas
bahwa pers atau media masaa merupakan salah satu media komunikasi khususnya
komunikasi massa, maka kali ini akan dikaitkan dengan public speaking yang memanfaatkan media masssa sebagai ranahnya.
Komunikasi massa sendiri memiliki ciri-ciri : sumbernya adalah organisasi
formal dan pengirimnya adalah profesional; pesannya beragam dan dapat
diperkiarakan, pesan diproses dan distandarisasikan; pesan sebagai produk yang
memiliki nilai jual dan makna simbolik; hubungan antara komunikan dan
komunikator berlangsung satu arah dan bersifat impersonal dan kalkulatif.
Pers sebagai organisasi yang menjadi
tempat industri informasi yang menjadi ranah public speaking memiliki
keterkaitan dengan masalah-masalah sosiologi komunikasi. Masyarakat yang
memperoleh informasi dari seorang yang melakukan public speaking tidak semuanya
memiliki pemikiran yang sama meskipun informasi yang didapat berasal dari satu
sumber yang sama. Oleh karena itu pers dan public
speaker (orang yang melakukan public
speaking) berperan untuk mengatur sedemikian rupa bagaimana caranya agar
informasi yang disampaikan dapat diterima oleh masyarakat luas. Hal ini
berhubungan dengan khalayak yang dihadapi dan bagaimana usaha public speaker dan pers untuk
memengaruhi masyarakat.
2.5.2
Khalayak yang Dihadapi
Seorang
public speaker akan menghadapi
khalayak tertentu, yang terdiri lebih dari satu orang dengan jumlah maksimal
yang kadang tidak dapt ditentukan batasnya. Khalayak tersebut memiliki derajat
heterogenitas yang cukup tinggi (khususnya Indonesia) sehingga kemungkinan
menghadapi khalayak yang benar-benar homogen secara sempurna hampir tidak
terjadi. Kultur timur bangsa Indonesia
berbeda dengan kultur masyarakat di
belahan dunia lain, begitu pula sebaliknya.
Dalam
menghadapi khalayak yang beraneka ragam latar belakangnya, seorang pembicara
dalam media massa harus mampu membuat tolak ukur yang seragam terlebih dahulu. Dari sekian banyak perbedaan pasti ada hal
yang sama. Salah satu yang dapat dilakukan sebelum melakukan public speaking adalah dengan mengenali
khalayak tempat menyampaikan informasi. Misalnya saja dengan mempelajari kultur
masyarakat. Saat berbicara dalam pers di
tengah masyarakat yang memiliki tingkat fanatik suatu agama yang kuat, seorang public speaker tidak diperkenankan
berbicara , menganai hal-hal yang menyinggung agama masyarakat itu. Pers juga harus lebih selektif dalam
menyiarkan informasi agar tidak terjadi kesenjangan sosial.
2.5.2
Usaha untuk Memengaruhi Khalayak
Seorang
public speaker tentunya harus
berusaha mempengaruhi khalayak agar tujuan-tujuan tertentu dapat dicapai. Kalau seorag pembicara berfungsi sebagai
pembaharu, pertama-tama yang harus dilakukannya adalah mengembangkan suasana,
yang memerlukan adanya suatu perubahan. Selanjutnya ia harus dapat menggunakan
teknik-teknik dan strategi yang mumpuni agar informasi yang disampaikannya
dapat diterima oleh masyarakat. Terlebih
dengan adanya pers, tentu saja informasi yang diberikan akan lebih bersifat
langsung dan komunikatif.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Katerkaitan pers sebagai ranah public speaking dengan sosiologi
komunikasi tampaknya jelas pada kenyataan bahwa public speaking pada hakikatnya
merupakan penerapan konsep-konsep sosiolgi komunikasi tertentu yang
memanfaatkan pers sebagai medianya. Hal
yang terpenting adalah bahwa seorang public
speaker harus mengetahui dan memahami aspek-aspek sosiologis kehidupan
masyarakat. Apalagi bila pengetahuan tersebut ditambah dengan pengetahuan di
bidang ilmu-ilmu sosial lainnya seperti antropologi, psikologi sosial dan lain
sebagainya.
Hal penting lainnya adalah seorang public speaker harus senantiasa berterus
terang dan pantang mempopulerkan diri dengan cara mendeskriditkan orang lain
dalam pers. Ia juga harus menerapkan pelbagai peranan tertentu sekaligus
seperti menyesuaikan diri dengan khalayak dan menempatkan diri pada kedudukan
lebih tinggi maupun lebih rendah.
3.2
Saran
Tindakan public speaking melalui pers memang menjadi pilihan banyak
kalangan. Alangkah baiknya apabila pihak
yang berkepentingan sebagai public
speaker dan pers sebagai medianya bekerjasama untuk menyiarkan atau
mempublikasikan informasi-informasi yang tidak mendeskriritkan pihak manapun.
Hal ini berkaitan dengan komunikasi sosial yang bisa saja berubah menjadi
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanta, Yuni. 2010. “Public Speaking”.
(Online) http://www.yunihartanta.com/?p=375.
Diakses 2 Januari 2013.
Muhammad, Farouk. 2004. Praktik Ilmu Komunikasi dalam Kehidupan
Sehari-hari. Bandung: Teraju.
Purboyo, Rio. 2012. “Pengertian Public Speaking”. (Online) http://publicspeakingmagically.com/pengertian-public-speaking.html.
Diakses 29 Desember 2012.
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Suhandang, Kustadi. 2010. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi,
Produk dan Kode Etik. Bandung: Nuansa.
Tim
Balai Pustaka, 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar