Jumat, 11 November 2011

SASTRA ANAK

Sastra anak adalah sastra yang dibaca anak- anak dengan bimbingan dan pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedang penulisannya juga dilakukan oleh orang dewasa “karya yang khas dunia anak, dibaca anak, serta pada dasarnya dibimbing orang dewasa”. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam memahami dan bergaul dengan sastra anak antara lain :
·         Bahwa kita berhadapan dengan karya sastra dan dengan demikian menggunakan elemen sastra yang lazim seperti sudut pandang, latar, watak, alur dan konflik, tema, gaya, dan nada.
·         Kita mendapat kesan yang mendalam dan serta merta yang kita temukan dalam (bahkan) pada pembacaan pertama adalah adanya kejujuran, penulisan bersifat langsung, serta informasi yang memperluas wawasan.
Sastra anak bersumber dari pengalaman, pengetahuan umum, pemahaman psikologis, pedagonis, sosial, hukum, adat, budaya, bahkan agama. Sastra anak lahir kemudian diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun  melalui lisan. Sastra anak secara formal dan intitisional dimulai pada abad ke-19.
Tema yang diangkat pada sastra anak beragam mengenai masalah kehidupan apalagi jika disangkutkan dengan tujuan penulisannya seperti pendidikan, pengajaran, budi pekerti, lingkungan, kebudayaan, anak mandiri dan lainnya. Tema yang diangkat dalam sastra anak menjauhi unsur-unsur kekerasan dan asusila.Sastra anak selain dimaksudkan untuk menghibur, ia juga dibuat sebagai alat penunjang pendidikan karena unsur-unsurnya yang mendidik.


Jenis-jenis sastra anak :
1.      Bacaan anak usia dini
Bacaan ini ditulis khusus bagi anak-anak yang masih di bawah umur lima sampai enam tahun. Contoh bacaan ini antara lain :
o   Buku huruf/ABC
o   Buku berhitung
o   Buku tentang konsep
o   Buku tanpa kata
o   Bacaan untuk pemula
o   Buku bacaan bergambar
2.      Kisah-kisah tradisional
Kisah-kisah tradisional adalah cerita-cerita karena sifatnya yang anonim dan turun temurun yang dikenal sebagai milik setiap orang, dimiliki oleh setiap bangsa di dunia. Kisah serupa ini biasa disebut folklor, kisah-kisah yang berisi kebijaksanaan, kasih saying dan impian sebuah kelompok dan komunitas yang menjadi milik bersama, bahkan menjadi acuan hidup.  Berikut yang termasuk dalam kisah-kisah tradisional :
o   Pepatah/pribahasa
o   Cerita binatang
o   Fabel
o   Cerita rakyat
o   Mitos
o   Legenda
3.      Sajak
Sajak anak diciptakan dengan kata-kata yang kuat, kaya dan imajinatif. Sajak-sajak untuk anak dapat mempersoalkan mulai dari hal-hal yang remeh, lucu, kehidupan sehari-hari, tentang alam, masa silam, impian, rasa takut dan sebagainya. Beberapa bentuk puitik tersedia bagi anak-anak misalnya sajak bebas, sajak-sajak yang ditemukan dalam buku bergambar, sajak konkret, puisi naratif dan puisi lirik.
4.      Fantasi
Fantasi bersifat khayali dan bersumber dari imajinasi. Misalnya hadirnya peri, dewa, naga, atau objek yang mempunyai kekuatan supranatural sepeti keris, cermin, sapu dan lain-lain. Semua mitos, legenda, cerita rakyat, fabel, dan cerita hantu termasuk dalam cerita fantasi.
5.      Cerita Realistik
Cerita realistic ialah cerita yang bersumber dari kehidupan nyata dan tidak mengada-ada. Cerita realistic mencakup novel-novel kesejarahan, kisah tentang orang-orang dari negeri seberang dan jauh, juga cerita tentang kehidupan mutakhir.
6.      Biografi
Biografi merujuk pada sjarah hidup seseorang. Pada kaitannya dengan sastra anak, biografi biasanya ditulis mengenai orang-orang yang menginspirasi bagi anak anak. Tokohnya digambarkan sebagai individu yang khas sehingga anak bisa belajar dari semangat, cara hidup dan capaian hidup tokoh. Umumnya biofrafi untuk anak disampaikan dalam bentuk fiksi.
7.      Fiksi Kesejarahan
Ragam ini sebetulnya adalah fiksi realistic yang terjadi pada masa silam. Karena masanya yang cukup lama maka kesejarahannya menjadi nyata dan penting. Fiksi kesejarahan ialah kisah yan tejadi pada masa lalu, dengan penjelasan langsung bahwa masanya haruslah faktual. Cerita bisa bemacam-macam seperti peperangan, peristiwa berdarah, keluarga dan lain-lain yang disukai anak-anak.
8.      Nonfiksi/Buku Informasi
Nonfiksi atau buku informasi secara khusus memberikan kepada pembacanya pengetahuan perihal masalah atau objek tertentu. Buku-buku itu sangat banyaragamnya seperti membicarakan tentang lautan, gunung, penyakit, makanan dan lain-lain.
9.      Drama
Drama yang ditulis khusus untuk anak biasanya menyangkut langsung persoalan anak-anak atau persoalan besar lain yang dianggap perlu mereka pahami dan maknai. Lazimnya drama banyak digunakan di sekolah sebagai alat dan cara untuk menerjemahkan bacaan-bacaan mereka.




Contoh Analisis Karya Sastra Anak (cerpen):

“BERANI MENOLAK”
Oleh : Widya Suwarna

“Kriiiiing….!”  Telepon di rumah Aris berdering. Ibu mengangkatnya dan berkata, “Halooo…. Oh, mau bicara dengan Aris? Sebentar, ya. Dari mana?”
Kemudian Ibu masuk ke kamar Aris. Aris sedang belajar di meja belajar.
“Telepon dari Rusdi, Ris!” kata Ibu. Aris menoleh dan wajahnya menjadi kurang senang. Dengan enggan Aris menjawab, “Tolong bilang aku tidak ada, Bu!”
Kini giliran Ibu yang merasa kurang senang bercampur heran.
“Lo, masa kamu menyuruh Ibu berbohong!” Ibu menolak. Ada apa sebenarnya?”
Aris diam. Ia mempermainkan pensil di tangannya. Ibu cepat mengambil tindakan.
“Baiklah, Ibutidak akan berbohong. Ibu akan katakana supaya dia menelepon lagi kira-kira sepuluh menit kemudian. Sementara itu kita bisa membicarakan persoalanmu!”
Lalu Ibu menuju ke meja telepon dan memberitahukan, supaya Rudi menelepon kembali kira-kira 10 menit kemudian. Sesudah itu Ibu kembali ke kamar Aris. Wajah Aris masih muram. Ia menggaruk-garuk kepalanya.
“Ada apa, to, Ris? Mengapa kamu tidak mau menerima telepon kawanmu?” Tanya Ibu.
Aris menunduk, kemudian menjelaskan. “Rudi ingin menyalin PR matematikaku. Bukan hanya jalan pemecahannya, tapi dia tinggal menyontek saja. Dia menelepon beramai-ramai dengan tiga kawannya dari telepon umum!”
“Bagaimana kamu tahu bahwa dia mau menyotek PR-mu?” tanya Ibu.
“Kemarin dia menelepon dan kubacakan PR matematikaku. Sebelumnya sudah beberapa hari dia menelepon Anton. Mula-mula Anton menuruti permintaannya, sudah itu dia marah-marah dan menolak. Kemarin siang mereka memukul Anton sepulang dari sekolah. Lalu sorenya mereka meneleponku. Sekarang aku yang jadi sasaran mereka!” Aris menjelaskan.
Ibu mendengarkan apa yang dikatakan Aris dengan seksama. Kemudian Ibu berkata, “Ini tidak boleh dibiarkan. Mereka sendiri yang rugi kalau setiap hari hanya menyalin PR teman. Mareka malas dan tak mau berpikir.”
“Ya, tapi sekarang aku serba salah. Kalau aku tidak mau menuruti permintaan mereka, nanti aku dipukul dan dimusuhi. Kalau kuturuti permintaan mereka, aku juga tidak rela!” keluh Aris.
“Makanya lebih baik Ibu katakan aku tidak ada di rumah, kalau nanti Rudi menelepon lagi!”
Ibu menggeleng-geleng.
“Itu bukan pemecahan yang baik. Nanti kamu hanya main kucing-kucingan saja. Lagi pula Ibu tidak mau berbohong. Lebih baik kita selesaikan persoalan ini dengan baik!” nasihat Ibu.
“Caranya bagaimana?” tanya Aris, sambil memandang Ibu.
“Kamu harus berani menolak. Bukan menolak dengan kasar, tapi menolaklah dengan cara yang baik. Katakan terus terang bahwa kau mau mengajarkan mereka sampai mereka mengerti danbisa membuat PR sendiri. Biar mereka datang kesini!”
“Rumah mereka cukup jauh, Bu!” kata Aris. “Belum tentu mereka mau datang kemari!”
“Kalau begitu, bilang kita akan kirim supir untuk menjemput mereka dan nanti pulangnya diantar kembali!” kata Inbu. “Yang penting kau bicara baik-baik. Jangan kasar, tapi tegas!”
Baru saja Ibu selesai bicara, telepon bordering. Aris bangkit dengan enggan. Ibu menepuk bahu Aris, dan memberi semangat “Ayo, Ris, jangan kuatir, pasti beres!”
Aris mengangkat telepon. Benar, telepon itu dari Rudi dan kawan-kawannya. Aris berbicara sesuai petunjuk Ibu. Tak lama kemudian perakapan berakhir.
“Rudi akan mencoba mengerjakan PR bersama kawan-kawannya. Kalau tidak bisa, mereka akan datang kesini. Rudi tidak marah, tapi siapa tahu besok di sekolah meeka akan memusuhiku!” lapor Aris agak khawatir.
“Ibu kira tidak. Jangan kamu pikirkan apa yang belum tentu terjadi. Kalau besok timbul persoalan baru, kita selesaikan lagi!” kata Ibu.
“Keesokan harinya Aris ke sekolah. Rudi dan tiga kawannya tidak memusuhinya. Aris merasa senang. Dia sudah belajar hal yang penting, yaitu berani menolak.

Tinjauan :
Cerita pendek “Berani Menolak” di atas termasuk dalam sastra anak karena memenuhi karakteristik dari sastra anak yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.      Segi Kebahasaan
a.       Struktur kalimat
Cerita anak biasanya menggunakan kalimat sederhana, dapat berupa kalimat tunggal, kalimat berita, kalimat tanya atau pun kalimat perintah sederhana. Dalam cerpen “Berani Menolak” lebih banyak dijumpai kalimat langsung merujuk pada maksud sehingga mudah dipahami.
b.      Pilihan kata
Sastra anak umumnya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi, anak-anak tidak kesulitan dalam mengartikan kata-kata yang ada dalam sastra anak.

2.      Segi Kesuastraan
a.       Alur cerita
Cerita anak biasanya memiliki alur yang sederhana dan berbentuk linear. Artinya pada cerita itu hanya ada satu alur utama yang tidak bercabang dan alur yang digunakan biasanya berupa alur maju atau linear. Dalam cerpen “Berani Menolak” hanya ada satu masalah yang diungkapkan yaitu mengenai Aris yang enggan menjawab telepon dari Rudi dan kawan-kawan karena takut akan dimintai memberikan jawaban PR matematika.

b.      Karakter/tokoh cerita
Karakter yang biasa ada pada cerita anak biasanya berisi tokoh yang berwatak datar. Watak tokoh itu dapat dengan mudah dikenali dengan jelas apakah termasuk tokoh yang baik,  jahat, penakut, nakal dan lain-lain. Dalam cerpen “Berani Menolak”, tokoh Aris digambarkan sebagai anak yang sedikit penakut namun patuh kepada Ibunya. Sedang tokoh Ibu dengan jelas digambarkan sebagai orang yang tegas dan jujur.
c.       Gaya bahasa
Gaya bahasa dalam cerita anak umumnya dituturkan secara langsung, tidak berbelit-belit (sederhana) dan kalimatnya pendek-pendek. Dalam cepen “Berani Menolak”, gaya bahasa yang digunakan ringan dan kalimatnya pendek-pendek sehingga anak lebih mudah memahami isi cerita.
d.      Tema
Seperti yang telah dijelaskan di atas, cerita anak pada umumnya mengangkat tema yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak. Cerpen “Berani Menolak” mengambil tema mengenai pendidikan. Tentunya tema yang diambil mengandung unsur yang mendidik. Misalnya mendidik anak agar rajin mengerjakan tugas.
e.       Amanat
Cerita anak biasanya mengandung amanat. Seperti yang ada dalan cerpen “Berani Menolak” yang mengandung amanat agar anak-anak haruslah berani dalam mengambil tindakan dan selalu jujur.

2 komentar: